Senin, 06 Januari 2020

MENGANALISIS PENGARUH ISI BUKU TERHADAP SESEORANG




Identitas Buku
Judul               : Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Pengarang       : Drs. Suyatno
Tahun Terbit    : 2005
Jenis Buku       : Pengetahuan
Penerbit           : Pustaka Sinar Harapan
Kota Terbit      : Jakarta


            Buku dengan judul “Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme” ini merupakan refleksi pemikiran yang dinamis. Selain mengungkap langkah-langkah operasional pengendalian diri dan menunjukkan cara mengelola emosi agar seseorang dapat berkarya bebas dari masalah yang menghambat proses pembangunan nasional kita yaitu kebiadaban korupsi, kolusi dan nepotisme; berisi juga kiat menghindarkan diri dari perbuatan tercela.

            Inilah sebuah buku yang berisi segudang pengetahuan dan rasa keberanian diri untuk menyempurnakan diri sendiri dan masyarakat sekitar kita

            Patisari buku ini benar-benar dapat dijadikan pedoman untuk menggapai sukses. Buku ini adalah yang layak dimiliki dan dibaca, karena mampu mengembangkan potensi menjadi kekuatan diri yang handal, karenanya perlu dibaca, dipahami, dan dilaksanakan.

PRO DAN KONTRA

          Persoalan korupsi sering diperdebatkan antara yang “pro” dan yang “kontra”, mengingat kedudukan korupsi tidak selamanya negatif dan tidak pula positif, , bergantung pada pihak mana yang melihat. Namun di lihat dari aspek normatif, korupsi tetap berada pada wilayah yang bertentangan dengan norma hukum, agama, sosial, dan keadilan.

            Peristiwa korupsi tidak terlepas dari aspek perilaku manusia sebagai penyebab utama. Dalam hal ini, ilmu sosial, ekonomi, psikologi, hukum, agama, dan manajemen mungkin bisa dipergunakan sebagai katalisator dalam penelusuran perihal korupsi dikaitkan dengan perilaku manusia.

            Dengan menyebut korupsi, tersirat di dalamnya unsur kolusi dan nepotisme, karena ketiga istilah ini ibarat “bayi kembar tiga” yang lahir dari satu “rahim”; hanya siapa yang lahir lebih dahulu?; jawabannya bisa bervariasi. Itulah sebabnya maka penulis hanya menyebutkan korupsi sebagai representasi dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme atau KKN.

            Banyak orang mampu mengatakan korupsi, tetapi koruptornya tidak pernah tertangkap. Keadaan semacam inilah disebut sebagai “benang ruwet”atau “lingkaran setan” yang tidak diketahui ujung pangkalnya.


MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK
Dua Sisi Kepentingan yang Saling Berhadapan

Kedudukan manusia dalam pembangunan memiliki fungsi ganda, yakni sebagai subyek di satu sisi dan sebagai obyek disisi lain.
Manusia sebagai subyek pembangunan pada umumnya memiliki kedudukan sebagai pihak yang memiliki otoritas mengendalikan pembangunan. gejala ketidakberpihakan kelompok elit pemerintahan sebagai manusia subyek, kepada manusia obyek dapat dilihat pada perilaku para kelompok elit yang berkuasa.
Dapat di disimpulkan bahwa pandangan manusia sebagai subjek dan objek pembangunan adalah dua sisi kepentingan yang saling berhadapan. Sebagai objek manusia menjadi korban manusia yang berposisi sebagai subjek

KORUPSI
Korupsi  merupakan salah satu dari penyakit biokrasi yang mengganggu sistem pembangunan. Keberadaanya tidak bisa dipungkiri namun sulit untuk dibuktikan atau di berantas korupsi bisa berkaitan dengan norma hukum sosial ekonomi pisikologi bahkan spiritual.

DEFINISI
Mencari Kesamaan Presepsi
Persepsi yang berbeda menghasilkan penapsiran dan tindakan yang berbeda.
Suyatno
Memiliki hubungan atau relasi dengan produktivitas korupsi dimaknai pula sebagai penggunaan kekuasaanya atau kewenangan yang melebihi batas yang di ijinkan . secara bioteknologis korupsi merupakan tindakan drsosialisai yakni suatu tindakan  yang tidak memperdulikan hubungan  hubungan dalam sistem sosial.
Definisi tentang  bisa dipandang  dari berbagai aspek tergantung pada disiplin ilmu yang dipergunakan.


KORUPSI DAN NEPOTISME
(Versi IDEA)

Pemegang kekuasaan politik memungkinkan praktik-praktik nepotisme dan memungkinkan koruptif.
IDEA
Pada akhir 1990 an korupsi , kolusi dan nepotisme (kkn) menjadi kata kunci yang menunjukkan penyakit rezim orde baru presiden soeharto. pemegangan kekuasaan politik memungkinkan praktik praktik  nepotis dan memungkinkan koruptif hasil dari praktik praktik korup demikian ada dua : pertama menimbulkan suatu pemerintahan yang memerintah berdasarkan kepentingan kepentingan yang sempit dan memihak dengan mengorbankan  kepentingan lainnya dalam masyarakat

KORUPSI DAN EFISIENSI LAYANAN:
Versi Benveniste dalam buku “BIROKRASI”
Korupsi cenderung menciptakan pelayanan yang sangat efisien di dalam
sebuah biroaksi/organisasi yang terkenal sangat tidak efisien
Benveniste
Korupsi cenderung menciptakan pelayanan yang sangat efisien di dalam sebuah biroaksi / organisasi yang terkenal sangat tidak efisien; akhirnya, pola-pola semacam itu berfungsi sebagai model ideal bagi orang-orang lain di maksud.
Korupsi juga mencerminkan adanya kebutuhan dan komitmen riil pihak-pihak yang memberi suap. Klien seperti ini biasanya sangat membutuhkan pelayanan yang cepat dan bersedia memberikan imbalan dibawah tangan kepada pejabat / pegawai yang melayani mereka. Dalam berbagai dimensinya, pelaku korupsi seperit seringkali meneriaki bahwa masyarakat harus menerima kehadiran bentuk-bentuk kehadiran seperti ini.
Korupsi adalah salah satu tindakan yang dapat membahayakan fungsi organisasi. Ia merupakan kebalikan dari prinsip danmekanisme pasar bebas. Ia menyediakan imbalan bagi seorang yang bersedia menghadapi resiko berat. Korupsi juga dapat mengubah kualitas birokrat yang tumpul menjadi wiraswastawan baru yang sangat efisien seperti apa yang pernah dicetuskan oleh Schumpeter.(Benveniste,1991)
BELANTARANYA KORUPSI:
Jalan keluar yang sulit
Membahas korupsi hampir sama masalahnya dengan menjelajahi hutan
belantara. Kita bisa memasuki belantaranya teteapi sering sulit mencari jalan
keluarnya.
Suyatno

Korupsi sering menjadi komoditas berita yang menarik perhatian membahas korupsi hampir sama masalahnya dengan menjelajahi hutan belantara. Kita bisa memasuki belantaranya teteapi sering sulit mencari jalan keluarnya.Yang sedang memasuki belantara pun tidak jarang terjebak pada belantara.

Itulah sekelumit gambaran betapa rumitnya melacak korupsi berkenaan dengan kemungkinan adanya indikasi Kolusi dan Nepotisme yang melatarbelakangi tindak korupsi tersebut. Orang-orang yang korupsi mereka bisa menggunakan hasil korupsinya untuk melindunginya.

 Sepanjang orang-orang yang memungkinkan membahayakan dirinya bisa “DIATASI” oleh pihak ketiga ini. Banyakcontoh yang disaksikan, bagaimana nasib seorang jaksa / polisi yang sedang menangani kasus kasus seperti ini mengalami nasib tragis.

BIROKRASI LAYANA MASYARAKAT:
Jika bisa dipermudah kenapa harus dipersulit
Rakyat menjadi korban birokrasi, karena birokrasi memiliki legatimasi yang
dijamin oleh hukum & peraturan perundangan.
Suyatno
Birokrasi sering ditafsirkan sebagai suatu layanan berbelit-belit, ketidakmampuan melakukan hal apapun secara tepat dan cepat, ketidak pedulian melakukan koreksi apapun yang berhubungan dengan sistem pelayanan tidak efisien, ketidakmampuan melepaskan jerat pembiasaan penggunaan kekuasaan sewenang-wenang yang tidak sesuai dengan aturan hukum dan perundangan yang berlaku.

Rakyat bisa menjadi korban birokrasi, karena birokrasi memiliki legitimasi yang dijamin oleh hukum & peraturan perundangan. Meskipun aparat birokrat sebenarnya juga dibatasi oleh hukum, namun pengaruh kekuasaan yang telah melekat terlebih dahulu itulah, awalan dari terbentuknya perilaku aparat birokrat yang bertindang sewenang-wenang.”Kalau bisa dipersulit, Kenapa harus dipermudah”, merupakan ungkapan populer yang sering di dengar berkenaan dengan stigma yang di rekatkan pada birokrasi. Padahal pernyataan itu seharusnya diubah menjadi” Kalau bisa dipermudah,kenapa harus di persulit”.

HUBUNGAN PEMERINTAH DENGAN RAKYAT
Pemerintah sebagai pelayan atau sebaliknya?
Pemerintah dan rakyat adalah representasi sebuah negara, karena tanpa pemerintah dan tanpa rakyat, negara itu tidak ada. Makna dari kalimat di atas menggambarkan bahwa pemerintah dan rakyat memiliki kedudukan yang sama pentingnya dalam bentukan sebuah negara.

Dalam sebuah sistem masyarakat, peranan rakyat adalah sebagai “klien”, yakni orang yang berhak memperoleh layanan sebaliknya, tugas pemerintah pada umumnya memberikan layanan kepada masyarakat, baik secara langsung maupun secara tidak langsung

Di dalam negara hukum, nampaknya hukum bukan segala-galanya bagi pemecahan masalah hubungan antara pemerintah dengan rakyat. Semakin berkutat dengan hukum, semakin tajam konflik, terutama tatkal hukum hanya dipergunakan sebagai alat mencari “pembenaran” bukan “kebenaran”.

Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Pada masa pmerintahan pasca orde “orde baru”, geliat lembaga swadaya masyarakat (LSM) marak dimana-mana perkembangan lembaga ini di semangati oleh citra buruk pemerintah yang tidak mampu menunjukan kesungguhan menjadi pelayanan masyarakat yang bersih, transparan dan bebas korupsi.
Akumulasi gerakan itu terus menggelinding seperti “bola salju” , sehingga dalam waktu yang relatif singkat, telah terjadi  “bangunan lembaga swadaya masyarakat” yang jumlahnya tidak lagi cukup di bilang hanya menggunakan jari tangan. Visi dan misi LSM pada umumnya berkisar pada pembelaan kepentingan masyarakat yang dilakukanmelalui berbagai macam program. Beberapa di antaranya ada mitra kerja pemerintah, namun ada pula yang memposisikan diri sebagai pengawas kebijakan pemerintah
Pada umumnya, gerakan-gerakan yang mereka lakukan berkisar pada penuntutan kepada pemerintah untuk berlaku transparan dan adil dalam menjalankan fungsi pemerintahannya. Tarik menarik kepentingan itu beberapa di antaranya ada yang berbuntut konflik adu fisik yang menimbulakan jiwa. Nampaknya perbedaan presepsi menjadi pemicu terjadinya perbincangan  pertentangan, di karenakan sudut pandang mereka berbeda

Penjarahan Kewenangan Publik
Yang di maksud dengan penjarahan kewenangnan publik dalam bab ini ialah bentuk pengambil alihan kekuasaan layanan publik oleh orang tertentu yang tidak berhak, dan di manfaatkan untuk kepentingan pribadi, akibatnya banyak warga masyarakat di rugikan oleh para penjarah kewenangan tersebut . pajak yang telah di bayarkan oleh masyarakat ternyata tidak menghasilkan imbalan

Mengatur Beban Hidup
Semua orang memiliki beban hidup yang berbeda, baik beban ekonomi, sosisal, maupun beban psikologi, keaadaan seperi ini pasti akan di pikul setiap orang dalam kadar tanggung jawab yang berbeda. Perbedaan daya tanggung jawab ini dan daya tanggap ini mempunyai dampak berbeda bagi masing-masing individu terutama pengaruh terhadap beban psikologisnya
Beberapa orang pegawai yang berpangkat dan bergaji sama, dengan gaji yang sama ada yang menanangani suatu kecukupan dan ada pula kekurangan, dalam hal ini apabila terjadi suatu masalah, maka upaya penyelsaiannya bergantung pada tensi yang di rasakan.

Bayangkan Penjara
Dalam beberapa kasus kehidupan, banyak orang justru mampu melihat ajaran kebenaran ketika ia berada dalam penderitaan, sebaliknya nbanyak orang yang menjauh dari ajaran kebenaran ketika berada dalam gemerlapnya kehidupan. Membayangkan penjara ada suatu simulasi imajener terhadap sesuatu yang buruk
Penjara iyalah tempat yang tidak di minati banyak oleh siapapun, bahkan mendengar kata itu pun, sudah merinding. Bisa di bayangkan sesak, pengap, tanpa alas tidur yang nyaman, hukum rimba, tidak bisa berkumpul dengan istri dan anak. Jadi jangan menentang hukum

Analisis Pengaruh Isi Buku Terhadap Seseorang

            Buku tersebut dapat memengaruhi seseorang untuk berbuat sesuatu, karena buku ini ditulis dan diterbitkan pada saat yang tepat, ketika bangsa secara bersungguh-sungguh mencari jalan keluar dari bahaya dan ancaman ganas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), yang indikasinya telah merebak di hampir seluruh tatanan kehidupan masyarakat

            Pengaruhnya buku tersebut dapat memengaruhi seseorang, yaitu karena penulis mengajak pembaca untuk seolah-olah terlibat dalam dialog intensif. Di samping itu, cara penulisan yang cenderung netral, bisa menghindari terjadinya pemaksaan persepsi bagi siapapun yang membaca buku ini, sehingga bisa mengiring para pembaca dalam menentukan sikapnya untuk menilai secara objektif terhadap pesan-pesan yang disampaikan.

            Kemungkinan-kemungkinan yang mungkin muncul setelah seseorang membaca buku tersebut yaitu mampu menetralisasikan pikiran sendiri, sehingga tidak terjebak pada prasangka dan keberpihakan.

            Pengaruh tindakannya terhadap masyarakat di sekitarnya setelah membaca buku tersebut yaitu seraya membangun spirit yang kuat baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dalam memberantas KKN di negeri yang kita cintai bersama.


Kelebihan dan Kelemahan Buku

Kelebihan:
Kelebihan dari buku ini adalah isi atau konteks yang disampaikan dalam buku dibahas secara detail. Selain itu buku ini juga disertai dengan bukti atau contoh yang telah terjadi. Penggunaan bahasa juga mudah dipahami. Selain itu buku ini membantu kita membuka wawasan dan berfikir kritis tentang Korupsi dan KPK, sehingga akan mendewasakan pola pikir kita.

Kelemahan:
Sebenarnya kekurangan dari buku ini tidak terlalu banyak, hanya saja beberapa istilah yang digunakan kurang mudah untuk dipahami bagi orang awam. Lampiran yang disertakan banyak dan kurang menarik. Serta ada beberapa kalimat dalam buku yang memerlukan beberapa pengulangan  membaca unntuk memahaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar