Identitas
Buku
Judul :
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Pengarang :
Drs. Suyatno
Tahun Terbit :
2005
Jenis Buku :
Pengetahuan
Penerbit :
Pustaka Sinar Harapan
Kota Terbit :
Jakarta
Buku dengan judul “Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme” ini
merupakan refleksi pemikiran yang dinamis. Selain mengungkap langkah-langkah
operasional pengendalian diri dan menunjukkan cara mengelola emosi agar
seseorang dapat berkarya bebas dari masalah yang menghambat proses pembangunan
nasional kita yaitu kebiadaban korupsi, kolusi dan nepotisme; berisi juga kiat
menghindarkan diri dari perbuatan tercela.
Inilah sebuah buku yang berisi segudang pengetahuan dan
rasa keberanian diri untuk menyempurnakan diri sendiri dan masyarakat sekitar
kita
Patisari buku ini benar-benar dapat dijadikan pedoman
untuk menggapai sukses. Buku ini adalah yang layak dimiliki dan dibaca, karena
mampu mengembangkan potensi menjadi kekuatan diri yang handal, karenanya perlu
dibaca, dipahami, dan dilaksanakan.
PRO DAN KONTRA
Persoalan
korupsi sering diperdebatkan antara yang “pro” dan yang “kontra”, mengingat
kedudukan korupsi tidak selamanya negatif dan tidak pula positif, , bergantung
pada pihak mana yang melihat. Namun di lihat dari aspek normatif, korupsi tetap
berada pada wilayah yang bertentangan dengan norma hukum, agama, sosial, dan
keadilan.
Peristiwa korupsi tidak terlepas dari aspek perilaku
manusia sebagai penyebab utama. Dalam hal ini, ilmu sosial, ekonomi, psikologi,
hukum, agama, dan manajemen mungkin bisa dipergunakan sebagai katalisator dalam
penelusuran perihal korupsi dikaitkan dengan perilaku manusia.
Dengan menyebut korupsi, tersirat di dalamnya unsur
kolusi dan nepotisme, karena ketiga istilah ini ibarat “bayi kembar tiga” yang
lahir dari satu “rahim”; hanya siapa yang lahir lebih dahulu?; jawabannya bisa
bervariasi. Itulah sebabnya maka penulis hanya menyebutkan korupsi sebagai
representasi dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme atau KKN.
Banyak orang mampu mengatakan korupsi, tetapi koruptornya
tidak pernah tertangkap. Keadaan semacam inilah disebut sebagai “benang
ruwet”atau “lingkaran setan” yang tidak diketahui ujung pangkalnya.
MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK
Dua Sisi Kepentingan yang Saling
Berhadapan
Kedudukan
manusia dalam pembangunan memiliki fungsi ganda, yakni sebagai subyek di satu
sisi dan sebagai obyek disisi lain.
Manusia
sebagai subyek pembangunan pada umumnya memiliki kedudukan sebagai pihak yang
memiliki otoritas mengendalikan pembangunan. gejala ketidakberpihakan kelompok
elit pemerintahan sebagai manusia subyek, kepada manusia obyek dapat dilihat
pada perilaku para kelompok elit yang berkuasa.
Dapat
di disimpulkan bahwa pandangan manusia sebagai subjek dan objek pembangunan
adalah dua sisi kepentingan yang saling berhadapan. Sebagai objek manusia
menjadi korban manusia yang berposisi sebagai subjek
KORUPSI
Korupsi merupakan salah satu dari penyakit biokrasi
yang mengganggu sistem pembangunan. Keberadaanya tidak bisa dipungkiri namun
sulit untuk dibuktikan atau di berantas korupsi bisa berkaitan dengan norma
hukum sosial ekonomi pisikologi bahkan spiritual.
DEFINISI
Mencari Kesamaan Presepsi
Persepsi yang berbeda menghasilkan
penapsiran dan tindakan yang berbeda.
Suyatno
Memiliki
hubungan atau relasi dengan produktivitas korupsi dimaknai pula sebagai
penggunaan kekuasaanya atau kewenangan yang melebihi batas yang di ijinkan .
secara bioteknologis korupsi merupakan tindakan drsosialisai yakni suatu
tindakan yang tidak memperdulikan
hubungan hubungan dalam sistem sosial.
Definisi
tentang bisa dipandang dari berbagai aspek tergantung pada disiplin
ilmu yang dipergunakan.
KORUPSI
DAN NEPOTISME
(Versi
IDEA)
Pemegang kekuasaan politik
memungkinkan praktik-praktik nepotisme dan memungkinkan koruptif.
IDEA
Pada
akhir 1990 an korupsi , kolusi dan nepotisme (kkn) menjadi kata kunci yang
menunjukkan penyakit rezim orde baru presiden soeharto. pemegangan kekuasaan
politik memungkinkan praktik praktik
nepotis dan memungkinkan koruptif hasil dari praktik praktik korup
demikian ada dua : pertama menimbulkan suatu pemerintahan yang memerintah
berdasarkan kepentingan kepentingan yang sempit dan memihak dengan
mengorbankan kepentingan lainnya dalam
masyarakat
KORUPSI
DAN EFISIENSI LAYANAN:
Versi
Benveniste dalam buku “BIROKRASI”
Korupsi
cenderung menciptakan pelayanan yang sangat efisien di dalam
sebuah
biroaksi/organisasi yang terkenal sangat tidak efisien
Benveniste
Korupsi
cenderung menciptakan pelayanan yang sangat efisien di dalam sebuah biroaksi / organisasi
yang terkenal sangat tidak efisien; akhirnya, pola-pola semacam itu berfungsi
sebagai model ideal bagi orang-orang lain di maksud.
Korupsi
juga mencerminkan adanya kebutuhan dan komitmen riil pihak-pihak yang memberi
suap. Klien seperti ini biasanya sangat membutuhkan pelayanan yang cepat dan
bersedia memberikan imbalan dibawah tangan kepada pejabat / pegawai yang
melayani mereka. Dalam berbagai dimensinya, pelaku korupsi seperit seringkali
meneriaki bahwa masyarakat harus menerima kehadiran bentuk-bentuk kehadiran
seperti ini.
Korupsi
adalah salah satu tindakan yang dapat membahayakan fungsi organisasi. Ia
merupakan kebalikan dari prinsip danmekanisme pasar bebas. Ia menyediakan imbalan
bagi seorang yang bersedia menghadapi resiko berat. Korupsi juga dapat mengubah
kualitas birokrat yang tumpul menjadi wiraswastawan baru yang sangat efisien
seperti apa yang pernah dicetuskan oleh Schumpeter.(Benveniste,1991)
BELANTARANYA
KORUPSI:
Jalan
keluar yang sulit
Membahas
korupsi hampir sama masalahnya dengan menjelajahi hutan
belantara.
Kita bisa memasuki belantaranya teteapi sering sulit mencari jalan
keluarnya.
Suyatno
Korupsi
sering menjadi komoditas berita yang menarik perhatian membahas korupsi hampir
sama masalahnya dengan menjelajahi hutan belantara. Kita bisa memasuki
belantaranya teteapi sering sulit mencari jalan keluarnya.Yang sedang memasuki
belantara pun tidak jarang terjebak pada belantara.
Itulah
sekelumit gambaran betapa rumitnya melacak korupsi berkenaan dengan kemungkinan
adanya indikasi Kolusi dan Nepotisme yang melatarbelakangi tindak korupsi
tersebut. Orang-orang yang korupsi mereka bisa menggunakan hasil korupsinya
untuk melindunginya.
Sepanjang orang-orang yang memungkinkan
membahayakan dirinya bisa “DIATASI” oleh pihak ketiga ini. Banyakcontoh yang
disaksikan, bagaimana nasib seorang jaksa / polisi yang sedang menangani kasus
kasus seperti ini mengalami nasib tragis.
BIROKRASI
LAYANA MASYARAKAT:
Jika bisa dipermudah
kenapa harus dipersulit
Rakyat
menjadi korban birokrasi, karena birokrasi memiliki legatimasi yang
dijamin
oleh hukum & peraturan perundangan.
Suyatno
Birokrasi
sering ditafsirkan sebagai suatu layanan berbelit-belit, ketidakmampuan
melakukan hal apapun secara tepat dan cepat, ketidak pedulian melakukan koreksi
apapun yang berhubungan dengan sistem pelayanan tidak efisien, ketidakmampuan
melepaskan jerat pembiasaan penggunaan kekuasaan sewenang-wenang yang tidak
sesuai dengan aturan hukum dan perundangan yang berlaku.
Rakyat
bisa menjadi korban birokrasi, karena birokrasi memiliki legitimasi yang
dijamin oleh hukum & peraturan perundangan. Meskipun aparat birokrat sebenarnya
juga dibatasi oleh hukum, namun pengaruh kekuasaan yang telah melekat terlebih
dahulu itulah, awalan dari terbentuknya perilaku aparat birokrat yang
bertindang sewenang-wenang.”Kalau bisa dipersulit, Kenapa harus dipermudah”,
merupakan ungkapan populer yang sering di dengar berkenaan dengan stigma yang
di rekatkan pada birokrasi. Padahal pernyataan itu seharusnya diubah menjadi”
Kalau bisa dipermudah,kenapa harus di persulit”.
HUBUNGAN
PEMERINTAH DENGAN RAKYAT
Pemerintah
sebagai pelayan atau sebaliknya?
Pemerintah dan rakyat
adalah representasi sebuah negara, karena tanpa pemerintah dan tanpa rakyat,
negara itu tidak ada. Makna dari kalimat di atas menggambarkan bahwa pemerintah
dan rakyat memiliki kedudukan yang sama pentingnya dalam bentukan sebuah
negara.
Dalam sebuah sistem
masyarakat, peranan rakyat adalah sebagai “klien”, yakni orang yang berhak
memperoleh layanan sebaliknya, tugas pemerintah pada umumnya memberikan layanan
kepada masyarakat, baik secara langsung maupun secara tidak langsung
Di dalam negara hukum,
nampaknya hukum bukan segala-galanya bagi pemecahan masalah hubungan antara pemerintah
dengan rakyat. Semakin berkutat dengan hukum, semakin tajam konflik, terutama
tatkal hukum hanya dipergunakan sebagai alat mencari “pembenaran” bukan
“kebenaran”.
Pemerintah dan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM)
Pada
masa pmerintahan pasca orde “orde baru”, geliat lembaga swadaya masyarakat
(LSM) marak dimana-mana perkembangan lembaga ini di semangati oleh citra buruk
pemerintah yang tidak mampu menunjukan kesungguhan menjadi pelayanan masyarakat
yang bersih, transparan dan bebas korupsi.
Akumulasi
gerakan itu terus menggelinding seperti “bola salju” , sehingga dalam waktu
yang relatif singkat, telah terjadi
“bangunan lembaga swadaya masyarakat” yang jumlahnya tidak lagi cukup di
bilang hanya menggunakan jari tangan. Visi dan misi LSM pada umumnya berkisar
pada pembelaan kepentingan masyarakat yang dilakukanmelalui berbagai macam
program. Beberapa di antaranya ada mitra kerja pemerintah, namun ada pula yang
memposisikan diri sebagai pengawas kebijakan pemerintah
Pada
umumnya, gerakan-gerakan yang mereka lakukan berkisar pada penuntutan kepada
pemerintah untuk berlaku transparan dan adil dalam menjalankan fungsi
pemerintahannya. Tarik menarik kepentingan itu beberapa di antaranya ada yang
berbuntut konflik adu fisik yang menimbulakan jiwa. Nampaknya perbedaan
presepsi menjadi pemicu terjadinya perbincangan
pertentangan, di karenakan sudut pandang mereka berbeda
Penjarahan Kewenangan Publik
Yang
di maksud dengan penjarahan kewenangnan publik dalam bab ini ialah bentuk
pengambil alihan kekuasaan layanan publik oleh orang tertentu yang tidak
berhak, dan di manfaatkan untuk kepentingan pribadi, akibatnya banyak warga
masyarakat di rugikan oleh para penjarah kewenangan tersebut . pajak yang telah
di bayarkan oleh masyarakat ternyata tidak menghasilkan imbalan
Mengatur Beban Hidup
Semua
orang memiliki beban hidup yang berbeda, baik beban ekonomi, sosisal, maupun
beban psikologi, keaadaan seperi ini pasti akan di pikul setiap orang dalam
kadar tanggung jawab yang berbeda. Perbedaan daya tanggung jawab ini dan daya
tanggap ini mempunyai dampak berbeda bagi masing-masing individu terutama
pengaruh terhadap beban psikologisnya
Beberapa
orang pegawai yang berpangkat dan bergaji sama, dengan gaji yang sama ada yang
menanangani suatu kecukupan dan ada pula kekurangan, dalam hal ini apabila
terjadi suatu masalah, maka upaya penyelsaiannya bergantung pada tensi yang di
rasakan.
Bayangkan Penjara
Dalam
beberapa kasus kehidupan, banyak orang justru mampu melihat ajaran kebenaran
ketika ia berada dalam penderitaan, sebaliknya nbanyak orang yang menjauh dari
ajaran kebenaran ketika berada dalam gemerlapnya kehidupan. Membayangkan
penjara ada suatu simulasi imajener terhadap sesuatu yang buruk
Penjara
iyalah tempat yang tidak di minati banyak oleh siapapun, bahkan mendengar kata
itu pun, sudah merinding. Bisa di bayangkan sesak, pengap, tanpa alas tidur
yang nyaman, hukum rimba, tidak bisa berkumpul dengan istri dan anak. Jadi
jangan menentang hukum
Analisis Pengaruh Isi Buku Terhadap Seseorang
Buku tersebut dapat memengaruhi seseorang untuk berbuat
sesuatu, karena buku ini ditulis dan diterbitkan pada saat yang tepat, ketika
bangsa secara bersungguh-sungguh mencari jalan keluar dari bahaya dan ancaman
ganas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), yang indikasinya telah merebak di
hampir seluruh tatanan kehidupan masyarakat
Pengaruhnya buku tersebut dapat memengaruhi seseorang,
yaitu karena penulis mengajak pembaca untuk seolah-olah terlibat dalam dialog
intensif. Di samping itu, cara penulisan yang cenderung netral, bisa
menghindari terjadinya pemaksaan persepsi bagi siapapun yang membaca buku ini,
sehingga bisa mengiring para pembaca dalam menentukan sikapnya untuk menilai
secara objektif terhadap pesan-pesan yang disampaikan.
Kemungkinan-kemungkinan yang mungkin muncul setelah
seseorang membaca buku tersebut yaitu mampu menetralisasikan pikiran sendiri,
sehingga tidak terjebak pada prasangka dan keberpihakan.
Pengaruh tindakannya terhadap masyarakat di sekitarnya
setelah membaca buku tersebut yaitu seraya membangun spirit yang kuat baik
secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dalam memberantas KKN di negeri yang
kita cintai bersama.
Kelebihan dan Kelemahan Buku
Kelebihan:
Kelebihan dari buku ini
adalah isi atau konteks yang disampaikan dalam buku dibahas secara detail.
Selain itu buku ini juga disertai dengan bukti atau contoh yang telah terjadi.
Penggunaan bahasa juga mudah dipahami. Selain itu buku ini membantu kita
membuka wawasan dan berfikir kritis tentang Korupsi dan KPK, sehingga akan
mendewasakan pola pikir kita.
Kelemahan:
Sebenarnya kekurangan
dari buku ini tidak terlalu banyak, hanya saja beberapa istilah yang digunakan
kurang mudah untuk dipahami bagi orang awam. Lampiran yang disertakan banyak
dan kurang menarik. Serta ada beberapa kalimat dalam buku yang memerlukan
beberapa pengulangan membaca unntuk
memahaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar