Senin, 06 Januari 2020

RESENSI NOVEL LASKAR PELANGI


Resensi Novel
Judul          : Laskar Pelangi
Penulis      : Andrea Hirata
Penerbit     : PT. Bentang Pustaka
Cetakan     : Cetakan 2, September 2011
Tebal Buku         : 534 Halaman





Sepuluh Murid Baru
Banyak orang yang telah mengatakan bahwa buku ini bagus kepada saya, maka dari itu saya menjadi penasaran dan ingin membacanya. Setelah saya baca ternyata buku ini tidak hanya sekedar bagus tetapi sangat bagus, karena di dalamnya banyak terdapat pelajaran yang dapat kita ambil tentang keagamaan, persahabatan yang luar biasa, cinta pertama yang indah, ketegaran hidup, bahkan makna sebuah takdir yang tidak bisa kita tebak.

·        Sinopsis
Novel Laskar Pelangi bercerita tentang kehidupan 10 anak yang sekolah di SD dan SMP Muhammadiyah di pulau Belitong. Mereka adalah Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan Harun. Mereka semua berasal dari keluarga miskin. Sekolah mereka digambarkan sangat memprihatinkan, bahkan nyaris roboh. Tetapi kehidupan dan sekolah yang sangat terbatas tidak membuat mereka putus asa, melainkan justru bersemangat. Mereka dididik oleh seorang guru yang gigih dan sangat penyayang, yaitu Bu Muslimah. Karena kesenangan mereka melihat pelangi Bu Muslimah kemudian menyebut mereka dengan Laskar Pelangi.


·        Unsur Intrinsik
A. Tema:Persahabatan sepuluh anak yaitu Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong, Trapani, Borek, Kucai dan satu-satunya wanita di kelas mereka, Sahara dari orang kecil yang mempunyai cita-cita yang tinggi dengan bersekolah di pendidikan rakyat kecil Sekolah Muhamadiyah.
B. Alur:Di dalam novel ini memakai alur maju.
C. Latar (Setting)
Tempat : di sekolah, di bawah pohon, di gua, dan di rumah.
Suasana : menyenangkan, menyedihkan, dan menegangkan.
Waktu : siang hari, sore hari, dan malam hari.
D. Tokoh utama dan juga sifat para tokoh di novel laskar pelangi aku sebagai Ikal bersifat tidak mudah putus asa dan tegar, ayah Ikal bersifat baik hati, dan bijaksana, Pak K.A Harpan Noor bersifat baik hati, ramah dan sabar, Ibu Muslimah bersifat sabar, baik hati, dan penyanyang, Lintang bersifat pantang menyerah dan cerdas, Mahar bersifat kreatif, imajinatif dan cerdas, Trapani bersifat manja dan cerdas, Kucai bersifat hiperaktif, susah diatur, dan banyak bicara, sahara bersifat keras kepala, cerdas dan baik hati, A kiong bersifat baik, dan sedikit aneh, Harun bersifat baik tetapi agak autis, borek bersifat nakal dan susah diatur.
E. Gaya Bahasa:Di sini saya tidak mengetahui gaya bahasanya, karena ada kata-kata yang sulit untuk dipahami atau dapat kita mengerti.
F. Sudut Pandang:Memakai kata ganti orang pertama tunggal atau memakai akuan sertaan, karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata aku.
G. Amanat:Janganlah menyerah, hiraukan orang yang menggangumu, teruslah berjalan jika menurutmu itu benar, dan dengan sekolah bersungguh sungguh lah cita cita akan tercapai walaupun dengan usaha dan perjuangan yang sulit.
·        Unsur Ekstrinsik
Biografi Pengarang:Nama lengkapnya adalah Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung 24 Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak memperlihatkan keperihatinan.
        Kelemahan buku ini yaitu penggunaan nama-nama ilmiah dalam cerita- ceritanya. Hal ini membuat pembaca kurang nyaman dalam membaca. Apalagi glosarium diletakkan di bagian belakang novel. Hal ini menambah ketidakpraktisan memahami istilah-istilah ini. Selain itu, imajinasi pembaca bisa terhambat jika mereka tak memahami istilah-istilah tersebut.
        Kelebihan buku ini menceritakan tentang persahabatan dan setia kawanan yang erat dan juga mencakup pentingnya pendidikan yang begitu mendalam. Serta kisahnya yang mengharukan.
        Kesimpulan
Dari novel yang di buat oleh Andrea Hirata ini, saya dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting, salah satunya kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai semua pemberian Tuhan, tidak pantang menyerah bila menginginkan sesuatu, dan tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha.
        Saran
Saran dari saya, penggunaan nama-nama ilmiah dikurangi, agar para pembaca nyaman dalam membaca dan memahami maknanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar